Sabtu, 28 Mei 2011

Asbâbun Nuzûl Surat ali-‘Imran (3) ayat: 122

Asbâbun Nuzûl Surat ali-‘Imran (3) ayat: 122

إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (١٢٢)
122. Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Oleh karena itu hanya kepada Allah lah orang-orang mukmin bertawakkal.



Imâm Bukhârî meriwayatkan dalam al-Jâmi’ ash-Shahîh li al-Bukhârînya (8/360):
“Muhammad bin Yusuf al-Faryabî telah bercerita kepada kami (Bukhârî) dari Ibnu ‘Uyainah dari ‘Amr dari Jâbir bin ‘Abdillah, dia (Jâbir bin ‘Abdillah) mengatakan: “Ayat ini turun berkaitan tentang kami:
إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (١٢٢)
122. Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Oleh karena itu hanya kepada Allah lah orang-orang mukmin bertawakkal.
“Bani Salimah dan Bani Haritsah, aku tidak suka kalau ayat ini tidak pernah turun, padahal Allah SWT. berfirman:
.......... وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا................................ (١٢٢)
122. ……………………………. padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu……………………………………………………………………..”.


KETERANGAN:
Imâm Bukhârî juga mengulang sebagaimana Hadis di atas dalam al-Jâmi’ ash-Shahîh li al-Bukhârînya (9/393) dari gurunya (Bukhârî) ‘Alî bin al-Madinî dari Sufyan dengan sanad sebagaimana Hadis di atas. Imâm Muslim juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam al-Jâmi’ ash-Shahîh li Muslimnya (16/66). Ibnu Jarîr juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam Jâmi’ al-Bayâni fi at-Ta’wîl al-Qur’âninya (4/73). Imâm Jalâludin as-Suyûthî juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya (Juz. 4, 3/Ali ‘Imran).








BIBLIOGRAFI

Al-Jâmi’ ash-Shahîh li al-Bukhârî (Imâm Bukhârî/Abî ‘Abdullâh Muhammad bin
Ismâ’îl bin Ibrâhîm bin al-Mughîrah al-Bukhârî).
Al-Jâmi’ ash-Shahîh li Muslim (Imâm Muslim/al-Imâm Abî al-Husain Muslim
bin al-Haĵâj Ibnu Muslim al-Qusyairî an-Naisâbûrî).
Jâmi’ al-Bayâni fi at-Ta’wîl al-Qur’âni (Ibnu Jarîr/Abu Ja’far ath-Thabarî
Muhammad bin Jarîr bin Yazîd bin Katsîr bin Ghâlib al-Âmalî).
Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûli (as-Suyûthî/Imâm Jalâludin as-Suyûthî).


Selasa, 24 Mei 2011

Asbâbun Nuzûl Surat ali-‘Imran (3) ayat: 118

Asbâbun Nuzûl Surat ali-‘Imran (3) ayat: 118

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لا يَأْلُونَكُمْ خَبَالا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (١١٨)
118. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sekalian menjadikan teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.




Imâm Jalâludin as-Suyûthî mengeluarkan dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya (Juz. 4, 3/ali-‘Imran) dengan menisbahkan kepada Ibnu Jarîr dalam Jâmi’ al-Bayâni fi at-Ta’wîl al-Qur’âninya, dan menisbahkan kepada Muhammad ibn Ishâq dalam Tafsîr Muhammad Ibn Ishâqnya:
“Dikemukakan oleh Ibnu Jarîr dan Ibnu Ishaq yang bersumber dari ‘Abdullah bin ‘Abbas. ‘Abdullah bin ‘Abbas berkata: “Ada beberapa orang laki-laki muslim yang mengadakan hubungan erat dengan beberapa orang laki-laki Yahudi, karena dahulu pada zaman Jahiliyah pernah menjadi tetangga dan bersekutu dalam berbagai peperangan. Lalu Allah SWT. menurunkan ayat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لا يَأْلُونَكُمْ خَبَالا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (١١٨)
118. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sekalian menjadikan teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya”.


KETERANGAN:
Kata Imâm Jalâludin as-Suyûthî: “Hadis yang ia keluarkan di atas berkualitas Hasan”.








BIBLIOGRAFI

Jâmi’ al-Bayâni fi at-Ta’wîl al-Qur’âni (Ibnu Jarîr/Abu Ja’far ath-Thabarî
Muhammad bin Jarîr bin Yazîd bin Katsîr bin Ghâlib al-Âmalî).
Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûli (as-Suyûthî/Imâm Jalâludin as-Suyûthî).
Tafsîr Muhammad Ibn Ishâq (Ibnu Ishâq/Muhammad ibn Ishâq).


Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


A. IDENTITAS
Nama Guru
:
Jati Sarwo Edy.
Sekolah
:
SMP Negeri 01 Kota Malang.
Bidang Studi
:
Pendidikan Agama Islam (aspek Fiqih).
Kelas/Semester
:
VIII /Genap.


B. SILABUS
Judul
:
Tata Cara Salat Sunah.
Materi
:
Ketentuan Salat Sunah Rawatib.
Kompetensi Dasar
:
Menjelaskan Ketentuan Salat Sunah Rawatib.
Hasil Belajar
:
1. Menjelaskan Ketentuan Salat Sunah Rawatib.
Indikator Hasil Belajar
:
1. Mengetahui Ketentuan Salat Sunah Rawatib.
2. Mengetahui Pengertian Salat Sunah Rawatib.
3. Mengetahui Macam-macam Salat Sunah Rawatib.
4. Memahami Salat Sunah Rawatib.
Alokasi Waktu
:
2 jam pelajaran X 40 menit
Metode
:
Inquiry, ceramah, diskusi dan demonstrasi.
Media
:
Media 3 Dimensi (LCD) dalam bentuk power point.


C. PROSEDUR AKTIVITAS:
AKTIVITAS
PROSEDUR
DURASI
Alpa Zone
1.      Membuka dengan salam.
2.      Tadarus al-Quran.
3.      Mengingatkan materi yang telah dipelajari.
4.      Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran.



10 menit
Scene Setting
1.      Guru menginstruksikan dan membagi siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil guna berdiskusi.
2.    Guru menginstruksikan siswa membaca buku pelajaran mengenai ketentuan Salat Sunah Rawatib dan mendiskusikan dengan kelompok masing-masing.
3.     Guru menyampaikan dan menjelaskan materi mengenai ketentuan Salat Sunah Rawatib.
4.      Guru memberi waktu siswa untuk bertanya mengenai pelajaran yang belum diketahui dan dipahaminya.
5.      Guru menunjuk salah seorang siswa untuk mempraktekkan Salat Sunah Rawatib di hadapan teman-temannya.
6.      Guru memberikan kesimpulan pada materi yang telah diajarkan.
7.      Guru mengadakan refleksi.
8.      Guru memberikan tugas.
9.      Guru menutup dengan salam.












40 menit
Aktivitas Belajar Siswa

1.  Siswa membentuk kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi.
2.      Siswa membaca buku pelajaran mengenai ketentuan Salat Sunah Rawatib.
3.   Siswa mendengarkan dengan seksama penjelasan guru mengenai ketentuan Salat Sunah Rawatib.
4.     Siswa bertanya mengenai pelajaran yang belum diketahui dan dipahaminya.
5.      Salah satu siswa yang telah ditunjuk guru mempraktekkan Salat Sunah Rawatib di hadapan teman-teman nya.





20 menit
Proyek

PR (pekerjaan/tugas rumah):
1.      Jelaskan maksud Salat Sunah Rawatib?
2. Sebutkan macam-macam Salat Sunah Rawatib?
3.      Salat sunah apa saja yang termasuk dalam sunah Rawatib muakkad?
4.      Salat Sunah apa saja yang termasuk dalam sunah Rawatib ghairu muakkad?
5.     Tulislah sebuah Hadis yang berkaitan dengan sunah Rawatib Fajar?








Evaluasi

Soal:
1.      Apa pengertian Salat Sunah Rawatib?
2. Bagaimana pelaksanaan Salat Sunah Rawatib?
3.  Bagaimana mempraktikkan Salat Sunah Rawatib?




10 menit


Sumber Belajar
:
1.     Quran Terjemah.
2.     Shahih Bukhari.
3.     Shahih Muslim.
4.     Buku panduan (Ayo Belajar Agama Islam, SMP Jilid 2 untuk kelas VIII berdasarkan standar isi 2006).
5.     Garis-garis Besar Fiqh (Syaifuddin Amir).
6.     Minhajul Muslim (Abu Bakar Jabir al-Jazair).
7.     Kamus al-Munawwir.